tag:blogger.com,1999:blog-58767892421899379442024-03-13T14:05:27.988-07:00DUNIA MARITIMshizu chanhttp://www.blogger.com/profile/17106492368953609237noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-5876789242189937944.post-77102929571857671452012-05-16T00:07:00.000-07:002012-05-16T00:08:35.798-07:00DUNIA MARITIM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2 style="background-color: black; color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<span style="font-size: x-large;"><i><u>Mengenal Dunia Maritime Di Indonesia</u></i></span> </h2>
<div style="color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-vpg7XiXf9x8/T7NREBVbgLI/AAAAAAAAADw/amcL7ZE2NtI/s1600/c.-portugal.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-vpg7XiXf9x8/T7NREBVbgLI/AAAAAAAAADw/amcL7ZE2NtI/s320/c.-portugal.jpg" width="320" /></a><b style="color: #cc0000;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: large;">I</span>ndonesia merupakan negara
kepulauan, antara pulau yang satu dengan pulau yang lainnya dipisahkan
oleh laut, tapi dalam hal ini laut bukan menjadi penghalang bagi tiap
suku bangsa di Indonesia untuk saling berhubungan dengan suku-suku di
pulau lainnya. Sejak zaman bahari, pelayaran dan perdagangan antar pulau
telah berkembang dengan menggunakan berbagai macam tipe perahu
traditional, nenek moyang kita menjadi pelaut-pelaut handal yang
menjelajahi untuk mengadakan kontak dan interaksi dengan pihak luar.
Bahkan, yang lebih mengejutkan lagi, pelayaran yang dilakukan oleh
orang-orang Indonesia (Nusantara) pada zaman bahari telah sampai ke
Mandagaskar. Bukti dari berita itu sendiri adalah berdasarkan penelitian
yang dilakukan yaitu tipe jukung yang sama yang digunakan oleh
orang-orang Kalimantan untuk berlayar Fantastis. Apa yang terjadi
dalam dunia maritim Indonesia pada zaman bahari telah menjadi Trade Mark
bahwa Indonesia merupakan negara maritim. Tetapi apakah benar sekarang
ini Indonesia merupakan negara maritim? Negara yang mempunyai banyak
pulau, luasnya laut, belum menjadi modal utama bahwa negara tersebut
adalah negara maritim. Namun, seberapa besar penduduk suatu negara itu
berorientasi ke laut, itulah yang menjadi acuan bahwa negara itu adalah
negara maritim. Bagaimana dengan Indonesia? Mengutip pernyataan salah
seorang sejarawan kal-sel yaitu bapak Bambang subiyakto dalam tulisannya
yang berjudul Pelayaran, pelabuhan dan perdagangan Banjarmasin
1857-1957 bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan, Indonesia adalah Nusantara, Indonesia adalah Negara Maritim dan Indonesia adalah Bangsa Bahari,Berjiwa Bahari serta Nenek Moyangku Orang Pelaut
hanya merupakan slogan kata, sloganistis. Suatu hal yang hanya diucapkan
belaka oleh manusia Indonesia sejak Balita sampai Manula. Sebuah
pernyataan yang relevan dan sesuai untuk menggambarkan citra dunia
maritim Indonesia saat ini.</span></b></div>
<div style="color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<b style="color: #cc0000;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;">Indoneisa menyandang predikat Negara
Maritim dan juga Negara Agraris. Predikat itu telah ada sejak zaman
kerajaan, dimana kerajaan-kerajaan tersebut masing-masing berorientasi
ke laut dan juga berorientasi ke pedalaman, dalam hal ini pertanian.
Kita bisa bangga, bagaimana kerajan Sriwijaya dan kerajan majapahit
menjadi kekuatan yang begitu besar dan mempunyai pengaruh yang sangat
kuat di Asia Tenggara, itu semua dikarenakan mereka membangun kekuatan
dengan mengembangkan kemaritiman untuk kejayaan negara, meski setelah
Sriwijaya dan Majapahit runtuh dikarenakan pergolakan politik dalam
negeri dan juga mulai meluasnya pengaruh Islam pada zaman Majapahit.
Namun, potensi kemaritiman terus berkembang. Berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam di pesisir pantai seperti Demak, Banten, Aceh,
dan lain-lain. Menjadi bukti bahwa kerajaan-kerajaan tersebut terus
mengembangkan potensi laut untuk kejayaan negaranya masing-masing.</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;">Laut
dijadikan ladang mata pencaharian, laut juga dijadikan sebagai tempat
menggalang kekuatan, mempunyai armada laut yang kuat berarti bisa
mempertahankan kerajaan dari serangan luar. Memang, laut dalam hal ini
menjadi suatu yang sangat penting sejak zaman dahulu sampai zaman
sekarang. Mengoptimalkan potensi laut menjadi harga mati yang harus
segera di realisasikan oleh pemerintah Indonesia.</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;">Berkaca dari masa
lalu, melihat bagaimana kejayaan masa lampau diperoleh karena
mengoptimalkan potensi laut sebagai sarana dalam suksesnya perekonomian
dan ketahanan politik suatu negara, maka menjadi suatu hal yang wajar
bila sekarang ini Indonesia harus lebih mengembangkan laut demi
tercapianya tujuan nasional. Indonesia menyandang predikat Negara
Maritim atau negara kepulauan, predikat ini mustahil ditinggalkan, lain
halnya dengan predikat Negara Agraris yang suatu saat bisa berganti
dengan industri. Konsekwensi sifat maritim itu sendiri lebih mengarah
pada terwujudnya aktifitas pelayaran di wilayah Indonesia. Dalam kalimat
ini bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dalam membangun
perekonomian akan senantiasa dilandasi oleh aktivitas pelayaran.
Pentingnya pelayaran bagi Indonesia tentunya disebabkan oleh keadaan
geografisnya, posisi Indonesia yang strategis berada dalam jalur
persilangan dunia, membuat Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar
untuk mengembangkan laut. Laut akan memberikan manfaat yang sangat
vital bagi pertumbuham dan perkembangan perekonomian Indonesia atau
perdaganagan pada khususnya.</span></b><br />
<b style="color: #cc0000;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;">Dunia maritim Indonesia telah
mengalami kemunduran yang cukup signifikan, kalau pada zaman dahulu
mencapai kejayan baik dalam bidang politik maupun ekonomi, sekarang ini
tidak tampak sedikit pun kemajuan yang dapat dilihat. Ironis memang,
Indonesia yang mempunyai potensi laut sangat besar di dunia kurang
begitu memperhatikan sektor ini. Padahal, laut menjadi salah satu faktor
dalam mempertahankan eksestensi wilayah suatu negara Bahkan barang
siapa yang menguasai laut, ia akan menguasai dunia, demikian dalil yang
dikemukakan oleh Mahan, wajar saja kalau Mahan mengeluarkan pernyataan
tersebut, dalam karyanya yang berjudul The Influence of Sea Power Upon
History (1660-1783), yang terbit untuk pertama kalinya pada tahun 1890
dan telah mengalami cetakan ulang beberapa kali, Alfred Thayer Mahan
menggambarkan proses pertumbuhan Inggris yang pada abad ke-19 telah
menjadi adidaya laut yang menguasai dunia pada waktu itu. Angkatan
lautnya disegani dunia, sedangkan armada niaganya menjelajahi seluruh
samudera, bangsa yang menguasai daratan betapa pun besar dan kuatnya
angkatan daratnya, tidak akan mampu menguasai dunia. Di daratan banyak
rintangan berupa gunung, jurang dan sebagainya, sedangkan laut merupakan
lapangan yang luas, bebas dan terbuka. Buku Mahan in ternyata
berpengaruh sekali terhadap kekuatan-kekuatan dunia pada waktu itu,
Inggris semakin meningkatkan kemampuan maritim. Pada akhir abad XIX,
Amerika serikat di bawah Theodore Rosevolt, Jerman di bawah kaisar
Wilhem II dan Jepang dibawah pemerintahan Meiji mulai membangun kekuatan
laut yang besar.</span></b><br />
<b style="color: #cc0000;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;">Studi Mahan telah membuktikan bahwa bukan jumlah
penduduk semata-mata yang membuat suatu bangsa berjaya, melainkan jumlah
pendududk yang berorientasikan ke laut dan yang ditopang oleh
pemerintah yang memperhatikan dunia Baharinya.</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;">Harus di akui
bahwa orientasi ke dunia bahari sudah dimulai sejak kita menerima
wawasan Nusantara sebagai dasar pemikiran negara, namun dikalangan
banyak pengambil keputusan, wawasan ini masih berupa slogan. Wawasan
nusantara setiap jengkal wilayah sama penting, akan tetapi masih banyak
pulau belum disentuh, malahan belum ada namanya. Hanya jika sebuah pulau
disengketakan oleh negara lain, baru ada upaya untuk memperhatikannya.
Sepeti kasus pulau Sipadan dan Ligitan juga kepulauan Ambalat yang
berbuntut pada sengketa panas antara Indonesia dengan Malaysia. Agar
peristiwa tersebut tidak terulang kembali, hendaknya pemerintah
Indonesisa mengambil langkah-langkah untuk segera mengamankan
pualu-pulau terluar di Indonesia agar tidak di caplok oleh negara
tetangga. Mungkin negara-negara tetangga seperti Malaysia menganggap
remeh kekuatan laut kita hingga ia begitu berani keluar masuk perairan
Indonesia. Untuk itu sudah saatnya lah kita bangkit, mari bersama-sama
membangun kembali dunia maritim Indonesia,menhargai laut dan menjaga
eksistensi. Sekarang laut bukan hanya sebagai sumber protein dan tempat
pelaut mengadakan hubungan antar pulau. Pertambangan laut dan
pemanfaatanya sebagai sumber energi makin banyak dikembangkan, begitu
pula usaha wisata bahari. Dengan kata lain, kompleksitas dunia bahari
makin berekembang sehingga perlu antisipasi untuk merencanakan masa
depan bangsa negara.</span><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;" /><img src="http://www.indonesianmaritimenews.com/images/berita_terkait.jpg" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: normal;" /></b> </div>
</div>shizu chanhttp://www.blogger.com/profile/17106492368953609237noreply@blogger.com0